350 tahun lamanya negara Indonesia dijajah oleh Belanda. Banyak sisa-sisa sejarah yang tertinggal di negeri ini. Salah satu tempat bersejarah ini adalah Jembatan Kali Progo di Kranggan, Temanggung. Jembatan ini merupakan tempat pembantaian masal, baik masyarakat sipil maupun non sipil di Temanggung oleh penjajah Belanda.
Pembantaian masal ini terjadi ketika agresi militer II pada tahun 1949. Kurang lebih 1200an orang dibunuh secara masal di tempat ini. Mereka diikat tangan dan ditutup matanya, lalu para tentara Belanda dengan keji menembak dan bahkan ada yang dipenggal kepalanya. Mayat-mayat merekapun diarahkan langsung ke Sungai Progo sehingga langsung terjatuh ke sungai saat pembantaian. Bahkan sungai tersebut sempat berubah warna menjadi merah dikarenakan banyaknya darah dari para korban pembantaian kejam itu.
Untuk mengenang kejadian tersebut, maka pemerintah Kabupaten Temanggung membangun “Monumen Bambu Runcing” atau biasa disebut “Monumen Bambang Sugeng”. Monumen ini terletak di sebelah komplek makam pahlawan Mayjend TNI Bambang Sugeng. Mayjend TNI Bambang Sugeng sendiri adalah pahlawan yang berusaha melawan Belanda. Dia juga merupakan orang yang mengibarkan Bendera Merah Putih di Alun-alun Temanggung saat kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Saat ini, komplek Kali Progo telah dibangun Taman Kali Progo. Di dalam taman ini terdapat gardu pandang dan permainan anak. Ada pula gazebo untuk anda yang ingin bersantai sambil menikmati pemandangan Kali Progo. Tempat yang dulunya dikenal sebagai tempat yang angker, kini telah berubah menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Namun, jembatan tempat pembantaian itu tetap dibiarkan sehingga jalanannya sudah banyak yang berlubang dan rapuh, kemudian dibangun jembatan baru disebelahnya. Dibagian atas Kali Progo juga terdapat rel kereta peninggalan Belanda yang sudah tidak digunakan lagi. Rel ini dijadikan sebagai tempat untuk berfoto oleh para pengunjung Taman Kali Progo ini. ( LMO )
KORANYOGYA –
0 Response to "Jembatan Kali Progo Temanggung, Saksi Bisu Pembantaian Belanda"
Post a Comment